Prosesi hari jadi Kabupaten Banjarnegara ini bermula dari Desa Banjarkulon Kecamatan Banjarmangu yang merupakan cikal bakal berdirinya Kabupaten Banjarnegara.
Dahulu, desa itu diyakini sebagai pusat pemerintahan Kadipaten Banjar Watu Lembu sebelum berpindah ke kota Banjarnegara. Hingga daerah itu diturunkan statusnya menjadi distrik setelah perang Diponegoro dimenangkan pihak Belanda.
Tahun 1831, di bawah kepemimpinan Raden Tumenggung Dipoyudho IV, kota kadipaten dipindah dari Banjar Watu Lembu ke Kota Banjarnegara di sisi selatan Sungai Serayu.
"Prosesi diikuti seluruh pejabat Pemkab Banjarnegara dan DPRD dari Banjarkulon yang merupakan cikal bakal Kabupaten Banjarnegara,"kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Banjarnegara Dwi Suryanto.
Prosesi diawali dengan rapat paripurna DPRD Banjarnegara di pendapa Desa Banjarkulon yang diikuti penyerahan lambang panji daerah ke Bupati Budhi Sarwono.
Lambang panji daerah ini kemudian diarak menuju Pendapa Dipayuda Banjanegara yang mengisyaratkan perpindahan pusat pemerintahan dari Banjarkulon ke Banjarnegara.
Bupati Budhi Sarwono yang mengenakan pakaian adat Jawa memimpin kirab itu dengan menumpang kereta kuda. Adapun para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan DPRD mengiringi di belakang dengan menumpang 50 dokar hias.
Dengan kendaraan tradisional itu, perjalanan sejauh sekira 7 kilometer itu terasa lebih lambat. Mereka jadi punya banyak waktu untuk menyapa rakyat di sepanjang jalan.
Sebelum masuk pendapa kabupaten, para peserta kirab ini disambut oleh 1.000 penari Geyol di lapangan alun-alun.
Para penari remaja ini terus berlenggak lenggok hingga lambang panji memasuki pendapa yang menandai berakhirnya prosesi kirab.
"Peringatan hari jadi ini kita atur untuk mendukung promosi wisata dan potensi daerah," katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Meriahnya Kirab Hari Jadi Banjarnegara, Di Pendapa Kabupaten Peserta Disambut 1.000 Penari Geyol, http://jateng.tribunnews.com/2018/08/25/meriahnya-kirab-hari-jadi-banjarnegara-di-pendapa-kabupaten-peserta-disambut-1000-penari-geyol.
Penulis: khoirul muzaki
Editor: muslimah